Jumat, 12 Desember 2014

PENANAMAN RASA MENGAKUI KELEBIHAN ORANG LAIN ( MELENYAPKAN PENYAKIT TAKABUR )

PENANAMAN RASA MENGAKUI KELEBIHAN ORANG LAIN
( MELENYAPKAN PENYAKIT TAKABUR )
Oleh : Muhamad Yusuf[1]


PENDAHULUAN
Manusia adalah puncak ciptaan tertinggi dan wakil Tuhan di bumi. Sesuatu yang membuat manusia menjadi manusia,  bukan hanya beberapa sifat atau kegiatan yang ada padanya, melainkan suatu keseluruhan susunan sebagai sifat-sifat dan kegiatan-kegiatan yang khusus dimiliki manusia saja yaitu fitrah. Fitrah membuat manusia untuk berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran  ( Hanief ). Tujuan hidup manusia adalah kebenaran yang mutlak atau kebenaran Yang Terakhir, yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Fitrah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan prinsipil membedakan dari makhluk-makhluk yang lain. Dengan memenuhi hati nurani, seseorang berada dalam fitrahnya dan menjadi manusia sejati
Secara universal manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang memiliki eksistensi ke-Insanan dan kemakhlukan yang paling bagus, mulia, pandai, dan cerdas, yang mendapat kepercayaan dari Allah untuk menjalankan dan mengembangkan titah-Nya sebagai wakil Allah di muka bumi. Manusia yang telah mencapai tingkat keimanan dan ketaqwaan yang tinggi dan sempurna maka ia memperoleh martabat dan Title yang mulia dari Tuhan, mereka itulah para Nabi, Rasul, Auliya, Abidin, Shidiqin, Arifin, Shalihin, Muhsinin, Mukminin dan sebagainya.
Derajat dan Maqam yang mulia di sisi Allah tersebut diperoleh manusia-manusia itu berkat keistiqomahan dalam melaksanakan segala perintah-Nya dan sekaligus menjauhi segala larangan-Nya. Oleh karena itu


lihat tulisan lengkapnya DISINI

[1] Penulis adalah Mahasiswa S2 UNSIQ Wonosobo

PENGAJARAN BERPROGRAM

PENGAJARAN BERPROGRAM
Oleh : Muhamad Yusuf[1]



A.    PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan elemen dasar penentu kemajuan suatu bangsa. Pengelompokan bangsa-negara bahkan seseorang ke dalam kategori maju, berkembang, terbelakang di tentukan oleh faktor pendidikan. Semakin maju pendidikan  semakin dihormati dan di hargai pula Negara- bangsa, orang tersebut dalam berbagai level percaturan local maupun global.
Perkembangan pendidikan di Idonesia sampai saat ini terus berupaya mencari dan mereformulasi struktur sistem pendidikan, kurikulum serta metode-metode pengajaran yang efektif, efisien, dengan mempertimbangkan keragaman peserta didik, lokalitas daerah, dan kebutuhan maupun tuntutan global. Sebab tanpa adanya kesadaran untuk berbenah, kemungkinan terburuk Indonesia akan terus menjadi Negara tertinggal dan gagap dalam memasuki era pasar bebas. Era pasar bebas, adalah era persaingan, hanya individu berkualitas yang mampu menjadi pemenang. Ketika manusia memasuki era millenium ketiga ini mereka akan tersegmentasi menjadi dua kelompok besar, yaitu kelompok pemenang ( the winner ) dan kelompok pecundang (the losser ). Pendapat yang mengatakan bahwa yang kuat secara fisik yang akan memerintah dunia (survival for the fittest) telah dipatahkan , untuk


lihat tulisan lengkapnya DISINI

[1] Penulis adalah Waka Kurikulum MTs Ma’arif Bakalan Kalikajar dan Mahasiswa S2 UNSIQ

PENDIDIKAN ISLAM TRANSFORMATIF

PENDIDIKAN ISLAM TRANSFORMATIF
Oleh : Muhamad Yusuf[1]


I.       PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu kekuatan ampuh dan faktor strategis dalam membentuk serta mengembangkan budaya masyarakat, khususnya budaya yang mampu menyiapkan masyarakat dalam menghadapi transformasi dan globalisasi. Tujuan pendidikan Islam pada hakekatnya adalah membentuk peserta didik agar mampu berkembang sebagai generasi “ Khairu Ummah “ ( Beriman dan bertaqwa, dewasa dalam bersikap, mentalitas, daya pikir dan semangat hidup mandiri, kreatif, dinamis dan berakhlakul karimah. Tujuan ini sejalan dengan ajaran Islam yang memang berkepentingan munculnya manusia yang bertugas sebagai Khalifah dimuka bumi dengan tetap senantiasa menjadikan Nabi Muhammad sebagai panutan dalam hal-hal sifat kemanusiaannya.
Pendidikan merupakan hal yang paling esensial dalam kehidupan manusia sehingga peran dan fungsinya akan senantiasa tetap aktual dan dihajatkan oleh setiap

lihat tulisan lengkapnya DISINI


[1] Penulis adalah Waka Kurikulum MTs Ma’arif Bakalan dan Mahasiswa S2 UNSIQ

MENTRADISIKAN MADRASAH SEBAGAI KOMUNITAS PEMBELAJAR

MENTRADISIKAN MADRASAH
SEBAGAI KOMUNITAS PEMBELAJAR
Oleh : Muhamad Yusuf[1]

Madrasah dalam keberadaannya mengemban missi suci ( Sacred Mission ) untuk menghantarkan lahirnya manusia/anak didik seutuhnya yang mampu mengintegrasikan iman, ilmu dan amal secara menyeluruh ( QS 2: 208 ), sosok insan. ulil albab ( QS 3 : 190-191 ), sebagai calon pemimpin bangsa masa depan ( QS 2 : 30 ). Tujuan pendidikan Madrasah yang demikian paripurna ini, merupakan bentuk pancaran idealitas Islam yang mengharapkan umatnya sebagai Khairu Ummat, sebaik-baik ummat, Manusia terpilih.
Islam adalah agama yang sangat menekankan pentingnya kemerdekaan manusia dari kebodohan, kungkungan tebal kabut penyakit TBC ( Tahayul, Bidah dan Khurafat). Masyarakat yang bodoh dan tidak maju biasanya masyarakat yang masih terjebak pada ketakutan-ketakutan untuk mendobrak mitos-mitos baik mitos diri, alam, kepercayaan. Kemandekan umat Islam saat ini sebagian besar sangat dipengaruhi oleh cara pandang mereka terhadap itu semua.  
Kemiskinan, kebodohan yang saat ini menimpa sebagian umat Islam sesungguhnya tidak dapat berdiri sendiri sebagai sekedar persoalan nasib atau kehendak Allah semata, namun didalamnya terlibat juga faktor kemalasan untuk berprestasi, pendidikan yang kurang bermutu, kebijakan penguasa, akses kepemilikan ekonomi dan kesempatan yang tidak merata, kondisi alam/lingkungan yang kurang merata, namun yang lebih akut adalah sebagian besar mentalitas umat Islam cenderung Jabariah, narimo ing pandum.



lihat tulisan lengkapnya DISINI

[1] Penulis adalah Waka Kurikulum MTs Ma’arif Bakalan dan Mahasiswa S2 UNSIQ

KETERKAITAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN VISI PENDIDIKAN ISLAM

KETERKAITAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK
DENGAN VISI PENDIDIKAN ISLAM
Oleh : Muhamad Yusuf[1]
                                         

I.    DASAR PEMIKIRAN
Ihtiyar untuk menuju Sistem Pendidikan yang mampu mengakomodasi beragam kemampuan, minat dan potensi murid, terus selalu diupayakan oleh Pemerintah dan pihak-pihak terkait dengan pendidikan. Rumus Try and Error untuk menemukan formula yang tepat merupakan hal yang lumrah dalam dunia akademis. Sampai pada kesimpulan sementara bahwa tidak ada sistem, metode yang benar-benar secara tunggal mampu berdiri sendiri yang dapat mengakomodasi dan mewakili beragam kemampuan murid.
Menemukan berbagai macam metode untuk mencerdaskan anak bangsa merupakan pekerjaan mulia dan bernilai ibadah, baik dalam konteks kemanusiaan maupun ilahiyah. Dengan rangsangan ini mengharapkan siapa saja untuk mau mencurahkan pikiran dan tenaga demi kebangunan sistem Pendidikan yang adiluhung.



lihat tulisan lengkapnya DISINI

[1] Penulis adalah Kepala MTs Ma’arif Bakalan kalikajar dan Ketua LP Ma’arif MWC NU Kalikajar

HATI NURANI SEBAGAI CCTV

HATI NURANI SEBAGAI CCTV
Oleh : Muhamad Yusuf[1]

Pendahuluan
Mencermati tingkah polah manusia yang ada di sekitar kita, akan banyak ragam tanggapan, komentar ataupun penilaian yang terlontar. Ada komentar yang bernada pujian ketika manusia tersebut berbuat yang terbaik bagi dirinya maupun  lingkungannya. Kita dibuat kagum dan terpesona oleh budi,  akhlak seseorang yang tiada jemu-jemu istiqomah berjalan di jalan-Nya sekaligus menampik untuk berbuat yang melanggar hukum-hukum-Nya, menyakiti maupun mencederai orang lain maupun makhluk lain. Mencuri, korupsi, membabat hutan secara serampangan, mencemari lingkungan, mengambil hak orang lain, dan perbuatan-perbuatan yang mengganggu keseimbangan kosmos adalah perbuatan

lihat tulisan lengkapnya DISINI

[1] Penulis adalah Waka Kurikulum MTs Ma’arif Bakalan dan Mahasiswa S2 UNSIQ

MENYAMBUT TAHUN BARU DENGAN KESUCIAN NURANI

MENYAMBUT TAHUN BARU DENGAN KESUCIAN NURANI
Oleh Muhamad Yusuf[1]
Tahun 2012 tidak lama lagi dalam hitungan hari akan kita tinggalkan. Untuk menyambut pergantian tahun ini setiap orang sudah sibuk jauh-jauh hari dengan berbagai rencananya. Berlibur ke Bali,  ke luar negeri dengan destination yang memanjakan  dan paket wisatanya yang tidak murah adalah contoh dari beberapa pilihan yang jamak di tuju setiap orang dalam moment- moment spesial,  atau beragam agenda menyambut tahun baru yang intinya banyak menguras energi, waktu dan biaya.
Tahun yang akan kita tinggalkan tentunya meninggalkan kenangan, harapan dan target yang sedianya akan diwujudkan pada tahun ini, sebagaimana azzam di tahun-tahun sebelumnya. target tersebut ada yang berhasil kita realisasikan namun ada juga yang belum berhasil dicapai. Sebagai manusia  tentu ada rasa sedih, kecewa atas kegagalan dalam menetapkan target pencapaian di tahun ini.Kita boleh saja bersedih karena tahun ini belum bisa membangun rumah, belum naik pangkat, belum masuk longlistsertifikasi,belum  bisa membeli ini atau itu, dan sebagainya.Tetapi kita tidak boleh terlalu larut dalam kesedihan sebagaimana diatas, Sahabat Utsman r.a berkata “ bersedih dalam urusan duniawi, membuat hati menjadi gelap, sedangkan gelisah dalam urusan akhirat merupakan cahaya hati.”   Karenanya yang tidak kalah penting, dan acap kali kita kesampingkan diluar target- target pencapaianduniawi tersebut, adakah pembaharuan kualitas diri sebagai seorang manusia beragama yang punya nilai spiritual?


lihat tlisan lengkapnya DISINI

[1] Penulis adalah Kepala MTs Maarif Bakalan Kalikajar dan Dosen FITK UNSIQ Wonosobo

MENYAMBUT KONFERCAB PC NU WONOSOBO KE

NAHDLATUL ULAMA DAN RESOLUSI JIHAD JILID DUA[1]
Oleh : Muhamad Yusuf[2]

Pada hari ahad 25 Desember 2011 bertepatan 29 Muharram 1433 H, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama ( PC NU ) Wonosobo akan mengadakan hajatan lokal, Konpercab NU yang ke- 24. Keberhasilan PC NU mengadakan Konpercab diatas angkadua puluh empat menunjukkan bahwa keberadaan komunitas islam tradisional  wonosobo yang mendasarkan kehidupan keseharian mereka dalam tradisi Ahlussunah waljamah dan tradisi pesantren telah jauh terbentuk sebelum para kyai pengasuh pesantren mendeklarasikan berdirinyaJam’iyah Nahdlatul Ulama pada tanggal 31 Januari 1926. Sehingga ketika NU berdiri secara otomatis para kyai lokal wonosobo dengan kesadaran penuh mendirikannya di tingkat cabang sampai tingkat anak ranting dengan sengkuyungan penuh dari komunitas islam tradisional yang dalam laku kesehariannya senantiasa menempatkan kyai dan pesantren sebagai figur  panutan. Dalam perkembangannya kyai dan warga nahdliyyin ini terserap di NU baik secara formal-organisatoris ( sebagai anggota Jam’iyah ) maupun kultural-ideologis ( sebagai warga/jamaah ).


lihat tulisan lengkapnya DISINI

[1]Tulisan ini dibuat dalam rangka menyambut Konferensi Cabang  PC NU Kab Wonosobo, ahad 25 Desember 2011 bertepatan 29 Muharram 1433 H.
[2]Penulis adalah Kepala MTs Ma’arif Bakalan Kalikajar dan Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Falaah Kalisuren Kertek

NU DAN KOMITMEN KEINDONESIAAN

NU DAN KOMITMEN KEINDONESIAAN[1]
Oleh : Muhammad Yusuf, M.PdI[2]

Sejarah Lahirnya Nahdlatul Ulama ( NU )
Nahdlatul Ulama ( NU ) merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia, dalam beberapa fase perjalanan Indonesia NU turut mengisi haru birunya perjalanan sejarah Indonesia, salah satu sebab lahirnya NU akibat dari tidak dilibatkannya KH. Wahab Hasbullah oleh kalangan Islam modernis untuk menghadiri kongres Islam di Mekah pada tahun 1926, dimana Wahab Hasbullah waktu itu mewakili ulama tradisional ingin menyampaikan keberatan-keberatan ulama kepada Raja Saud pentolan Wahabi agar tetap menghormati praktik-praktik kehidupan muslim Suni, namun dalam pertemuan di Cianjur tersebut yang terpilih adalah KH. Mas Mansoer dari Muhammadiyah dan HOS Tjokroaminoto dari SI. Atas kegagalan inilah yang kemudian menggerakkan Wahab Hasbullah untuk mengumpulkan ulama atas izin dari KH. Hasjim Asj’ari, membentuk komite Hijaz[3] untuk menghadap ke Raja Saud sebagai representasi Ulama Suni yang keberatan atas sikap Raja Saud dalam menghancurkan bangunan-bangunan Keramat yang disucikan muslim Suni. Dengan lahirnya NU, Ulama-ulama Tradisional mempunyai wadah yang sama sebagaimana Muhammadiyah.
Dalam perkembangan selanjutnya NU tampil sebagai organisasi modern dan cepat dewasa dalam menghadapi tantangan-tantangan. Sebagai sebuah organisasi sosial terbesar di Indonesia  maka tidak heran NU senatiasa mendapat cobaan, ujian maupun penggembosan dari pihak-pihak yang tidak menginginkan NU besar.


Lihat tulisan lengkapnya DISINI

[1]DisampaikandalamacaraMakesta( MasaKesetiaanAnggota ) IPNU-IPPNU Ranting Kalisurentanggal 24 Desember 2011.
[2]PenulisadalahKepala MTs Ma’arifBakalanKalikajardan Alumnus PascasarjanaUnsiqWonosobo
[3]LahirnyaKomiteHijazbukansatu-satunyafaktor yang melahirkan NU.PeristiwaHijazadalahibaratpicu yang meledakkanpeluru.Disampingpicumasihadaamunisidan lain sebagainya yang menyebabkanpicuitumampumeledakkanpelurudanmenjadikanpeluruitumeluncursesuaidengansasaran yang diinginkantanpaamunisipicutidakakanberartiapa-apa. Delegasikomitehijazterdiridari KH.WahabHasbullah, penasehatSyaikhGhanaimwarga Negara Mesirdansekretaris KH. M Dachlan.

GURU MADRASAH SEBAGAI SULUH

GURU MADRASAH SEBAGAI SULUH
Oleh :Muhamad Yusuf[1]



Tidak dapat disangkal saat ini kita dihadapkan pada situasi yang tidak menentu, keadaan kehidupan bangsa Indonesia  yang masih jauh dari cita-cita ideal para pendiri bangsa ( The Founding Fathers ), yakni hadirnya masyarakat adil makmur yang diridloi Alloh ( Baldatun thoyyibatun warabbun ghafur ).

lihat tulisan lengkapnya DISINI

[1]Penulis adalah kepala MTs Ma’arif Bakalan Kalikajar dan Ketua Dewan Pakar PERGUNU MWC NU Kalikajar

Generasi MudaTirulah Nabi Muhammad Maka Engkau Akan Selamat


GenerasiMudaTirulahNabi Muhammad MakaEngkau Akan Selamat
Muhamad Yusuf, M.PdI.[1]



Generasi muda adalah asset bangsa, merekalah yang akan menggantikan generasi tua kelak dikemudian hari. Asset adalah kekayaan atau sejenis barang/ harta yang mempunyainilai.Sudah barang tentu ketika berbicara generasi muda sebagai asset bangsa juga membicarakan kelangsungan bangsa dan Negara kedepan ketika mereka ini yang menggantikan posisi generasi pendahulu diberbagai lini dan sektor pengabdian. Kegagalan dalam mendidik dan membina generasi muda dalam sistem pendidikan yang bermutu dan beradab hanya akan melahirkan generasi muda yang  tidak bermutu, tidak profesional dan tidak beretika pula.


lihat tulisan lengkapnya DISINI

[1]PenulisadalahKepala MTs Ma’arifBakalanKalikajarWonosobo.Dan Ketua LP Ma’arif MWC NU KalikajarWonosobo.

MENGGAGAS PENDIDIKAN PLURALISME

Oleh : Muhamad Yusuf[1]


I.      PENDAHULUAN
Kata pluralisme atau pluralistic yang berarti kemajemukan atau keberagaman sudah sering kita dengar dalam berbagai event, baik dalam pembicaraan santai, serius, maupun sangat serius, baik pula dalam pembicaraan internal umat beragama maupun antar umat beragama. Begitu penting dan sensitifnya isu pluralisme ini, sehingga pembicaraan dan diskusi mengenai itu senantiasa actual.

Lihat Tulisan lengkap DISINI



[1] Penulis adalah Waka Kurikulum MTs Ma’arif Bakalan dan Mahasiswa S2 UNSIQ Wonosobo

Pages

Mengenai Saya

Followers

search